Minggu, 28 April 2013

Analisa Kualitatif Asam Sianida Dengan Menggunakan Asam Pikrat


PRAKTIKUM ORGANIK II
PERCOBAAN III
Analisa Kualitatif Asam Sianida Dengan Menggunakan Asam Pikrat
Senin, 22 April 2013

I.            Tujuan
Uji Kualitatif asam sianida pada rebung
II.            Dasar Teori
            Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung biasanya dibuang kelopaknya , di iris-iris , kemudian diolah dengan cara dikukus atau direbus. Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa Jawa ) oleh masyarakat pedesaansudaj sejak zaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
            Rebung yang mengandung sianida dapat menimbulkan rasa pahit , rasa pahit itu menandakan bahwa kadar asam sianida pada rebung cukup tinggi dan apabila rebung itu dikonsumsi maka akan mengakibatkan keracunan dan dapat berujung pada kematian . Asam sianida sangat berbahaya bagi manusia apalagi racun ini terdapat pada salah satu bahan makanan yaitu rebung yang sering dijadikan menjadi aneka olahan yang sering dikonsumsi oleh manusia contohnya yaitu pada jajanan lumpia , sayuran dll
            Asam sianida dapat pula disebut dengan nama hidrogen sianida. Hidrogen sianida merupakan salah satu senyawa dari berbagai contoh senyawa sianida lainnya. Sianida dihasilkan oleh beberapa bakteri , jamur, ganggang. Contoh dari senyawa sianida lainnya adalah sodium sianida(NaCN) dan potasium Sianida (KCN). Sianida juga dapt ditemukan di sejumlah makanan dan secara alami terdapat di berbagai tumbuhan.
            Didalam tubuh, sianida dapat bergabung dengan senyawa lain membentuk vitamin B12. Hidrogen sianida merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin dan tak berbau. Hidrogen sianida dapat digunakan elektroplating , metalurgi, produksi zat kimia ,pengembangan fotografi ,pembuatan plastik dan beberapa proses pertambangan. Hidrogen sianida merupakan salah satu pencemar air.
            Hidrogen sianida adalah cairan tak berwarna atau juga dapat berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida bersifat volatil dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat difusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Sianida juga banyak digunakan dalam industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium , kaliun dan kalsium sianida.
Sianida dalam konsentrasi yang tinggi sangatlah berbahaya. Sebenarnya bila sianida masuk dalam tubuh dalam jumlah konsentrasi yang kecil maka sianida dapat diubah menjadi tiosianat dan berikatan dengan vitamin B12, tetapi jika kadarnya tinggi sianida akan mingikat bagian aktif enzim sitokrom oksidase dan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik.
Getah pada rebung mengangdung zat glucosida yang mengandung racun HCN (Cynogenetic glucoside) da yang dinamakan juga Linamrine dengan adanya glucosida ini maka semua jenis rebung mengandung racun HCN. Kadar HCN pada rebung ada yang tinggi ada pula yang rendah . Jenis rebung beserta kadarnya adalah sebagai berikut:
·         Yang tidak berbahaya dengan kadar <50 mg HCN/kg rebung
·         Yang agak berbahaya dengan kadar >50-80 mg HCN/kg rebung
·         Yang beracun dengan kadar >80-100mg HCN/kg rebung
·         Yang sangat berbahaya HCN>100mg/kg rebung
Beberapa jenis rebung yang memiliki rasa pahit merupakan ciri rebung yang mengandung sianida tinggi . Asam sianida terbentuk secara enzimatisdari dua senyawa prekusor. Nila umbi mengalami kerusakan kedua senyawa prekusor itu akan mengadakan kontak denga enzim dan oksigen dari udara merombaknya menjadi glukosa ,aseton dan asam sianida.
            Gejala keracunan sianida, antara lain menyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, dikupas lalu direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci lalu dimasak sempurna baik dibakar atau direbus.
 Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan, sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis lalu direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 9-10 menit. Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah dan sakit kepala.
            Tanda awal dari keracunan sianida adalah :
a.      Hiperapne sementara
b.      Nyeri kepala
c.       Disapnea
d.      Kecemasan
e.      Perubahan perilaku seperti gelisah
f.        Berkeringat banyak

Tanda akhir adanya keracunan sianida adalah koma , dilatasi pupil , tremor,aritmia, kejang-kejang gagal nafas sampai henti jantung. Efek dari racun sianida adalah memnlok pengambilan dan penggunaan oksigen maka akan didapatkan rendahhnya kadar oksigen dalam jaringan.

III.            Alat dan Bahan
Alat :
Labu erlenmeyer
Kertas saring
Gelas ukur
Batang pengaduk
Labu takar

Bahan :
Asam pikrat
Asam tartat
Na2CO3 8%

IV.            Cara Kerja
Metode analisis kualitatif asam sianida dalam rebung
1.      Dimaserasikan 50gr rebung yang telah diitumbuk dalam 50ml air pada erlenmeyer 250ml dan tambahkan 10ml larutan asam tartat 5%
2.      Disiapkan kertas saring ukura 1 x 7 cm dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh, kemudian dikeringkan diudara. Setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan digantungkan pada leher erlenmeyer diatas, dan tutup sedemikian rupa sehingga kertas tak kontak dengan cairan dalam erlenmeyer
3.      Dipanaskan diatas penanggas selama 15 menit pada suhu 50 derajat. Apabila kertas saring berubah menjadi merah berarti rebung tersebut mengandung asam sianida atau HCN


V.            Hasil Pengamatan

No.
Sampel
Hasil pengamatan
1.
Rebung
+
2.
Sawi Hijau
-
3.
Batang sawi hijau
-
4.
Daun kangkung
-
5.
Sawi putih
-
6.
Daun singkong
+

Ketenrangan :
·         (+) mengandung HCN
·         (-) tidak mengandung HCN

VI.            Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui kandungan HCN pada sampel yang digunakan. Berdasarkan percobaan sampel yang di uji diantaranya adalah rebung, daun sawi hijau serta batangnya, daun sawi putih, daun kangkung, dan daun singkong.
Percobaan diawali dengan memaserasikan 50 gram sampel yang telah dihaluskan ke dalam air pada erlenmayer. Maserasi sampel ini bertujuan untuk melakukan penyarian zat aktif yang terdapat pada sampel. Dimana cairan penyari (pelarut) yang digunakan adalah air. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel dimana zat glucosida yang mengandung HCN ini akan larut dalam cairan penyari. Sampel yang dihaluskan terlebih dahulu bertujuan mempercepat proses penyarian zat aktif selama maserasi dilakukan. Reaksi yang terjadi yaitu :

CN- + H2O                                     HCN + OH-

Pada saat proses maserasi, ditambahkan pula asam tartarat 5% ke dalam erlenmayer tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan uap HCN. Uap HCN yangdihasilkan disebabkan oleh hidrogen dari asam tartarat (H2.C4H4O6) beraksi dengan ion CN- yang terlarut dalama air sehingga dihasilkanlah uap HCN. Reaksi yang berlangsungadalah :

2CN-+ 2H                                    2HCN

Selanjutnya, kertas saring yang telah berukuran 1 x 7 cm dicelupkan kedalamasam pikrat jenuh yang kemudian setelah kering dibasahi dengan Na2CO38%. Kertassaring yang tercelup asam pikrat menyebabkan kertas saring menjadi kuning.Percobaan dilanjutkan dengan menggantungkan kertas saring pada leher erlenmayer sehingga kertas tidak terjadi kontak dengan cairan didalam erlenmayer.Kertas saring yang dicelupkan kedalam asam pikrat ini bertujuan supaya uap HCN terperangkap didalam asam tersebut sehingga uap HCN yang dihasilkan dapat mengubahkertas saring yang semula berwarna kuning menjadi merah.


Dari hasil percobaan telah diperoleh bahwa daun singkong dan rebung mengandung HCN yang ditandai perubahan warna dari kuning menjadi warna orange pada kertas saring yang di gantung pada leher labu erlenmeyer. Sedangkan pada sampel uji yang lainnya tidak terjadi perubahan sama sekali.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada rebung yang digunakan mengeluarkan getah putih yang mengandung zat glucosida, dimana zat glucosida ini mengandung racun HCN (Cyanogenetic glucoside). Sedangkan pada daun singkong juga mengandung glikosia cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN yang bersifat toksik. zat glikosida ini diberi nama Linamarin


VII.            Kesimpulan
Ø  Daun singkong dan rebung mengandung sianida
Ø  Zat yang mengandung sianida adalah Cyanogenetic

VIII.            Daftar pustaka
Rahmah, Yuanita. 2010. Pembahasan Kadar HCN 
Riyadhi, Adi. 2013. Standar Operating Prosedur Pratikum Kimia Organik II. Jakarta :Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarifhidaytullah.Svehla. 1985.
Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Bagian II.Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
http://www.scribd.com/doc/131384395/Pembahasan-Kadar-HCN-Yuanita-057. Diunduh pada tanggal 26 april 2013 jam 21.47 WIB.
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html. Diunduh pada tanggal 28 april 2013 jam 19:09 wib.

IX.            LAMPIRAN



Sabtu, 27 April 2013

ANALISA KUALITATIF KAROHIDRAT DENGAN MENGGUNAKAN ASAM PIKRAT


PRAKTIKUM II
ANALISA KUALITATIF KAROHIDRAT DENGAN MENGGUNAKAN ASAM PIKRAT
Senin, 15 April 2013

I.          TUJUAN
Uji asam pikrat pada karbohidrat

II.          DASAR TEORI
Karbohidrat adalah polihidroksialdehida, polihidroksiketon atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis. Kimiawi karbohidrat pada dasarnya merupakan kimia gabungan dari dua gugus fungsi, yaitu gugus hidroksil dan gugus karbonil (Hart, 2003).
Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur C, H dan O terutama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Nama karbohidrat digunakan karena senyawa ini sebagai Hidrat karbon dalam senyawa tersebut. Perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 (Poedjiadi. 1994).
Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam tubuh makhluk hidup. Fungsi karbohidrat dalam organisme sama seperti fungsi bensin dalam kendaraan bermotor. Tumbuh-tumbuhan dengan bantuan klorofil mampu menangkap energi sinar matahari membuat karbohidrat melalui proses fotosintesis (Poedjiadi, 1994). Karbohidrat merupakan zat makanan yang cepat mensuplai energi sebagai bahan bakar untuk tubuh, terutama jika tubuh dalam keadaan lapar. Karbohidrat juga merupakan bahan makanan denga hahrga  relatif murah dan tersedia sehingga karbohidrat sangat esensial untuk proses-proses metabolisme yang ada dalam tubuh (Pialang dan Wiranda, 1991).
Karbohidrat bisanya digolongkan menurut strukturnya sebagai monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata latin (sakarum = gula) dan merujuk pada rasa manis dari beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan yang lainnya lewat hidrolisis (Hart, 2003). Karbohidrat hanya hanya mengandung tiga unsur karbon (C), hydrogen (H) dan Oksigen (O), tetapi meskipun demikian terdapat berbagai jenis dari senyawa tersebut, yang mana perbedaan-perbedaannya hanya terdapat dalam hal jumlah dan susunan dari ketiga jenis atom di dalam molekul-molekulnya (Fessenden dan Fessenden 1997).
Monosakarida dapat digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa dan seterusnya) dan berdasarkan apakah gugus karbonil yang ada hanya sebagai aldehida (Aldosa) atau sebagai keton (ketosa) yang memiliki gugus OH bebas sehingga monosakarida mudah larut dalam air (Hart, 2003). Monosakarida yang juga disebut gula sederhana (simple sugars) adalah sakarida yang tidak dapat dihirolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain (Suwandhi, 1989).
Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat komplek dalam proses pencernaan. Glukosa merupakan bentuk gula yang biasanya terdapat dalam peredaran darah. Fruktosa (levulosa, gula asal buah-buahan) merupakan gula paling manis jika dibandingkan dengan glukosa dan galaktosa. Glukosa, fruktosa, laktosa, sirup dan madu dapat mereduksi dengan fehling A dan B (Irfan, 2000). Karbohidrat berubah warna menjadi warna merah bata dan terjadi endapan apabila ditambah dengan pereaksi Benedict. Karbohidrat apabila ditambah dengan Asam pikrat akan berubah warna merah (Harnold, 2003).
Oligosakarida yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah disakarida. Disakarida adalah dua monosakarida ditautkan oleh ikatan glikosidik antara karbon anomerik dari satu unit monosakarida dan gugus hidroksil dari unit lainnya (Hart, 2003). Disakarida atau gula rangkap misalnya sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Maltosa terdiri dari 2 molekul glukosa. Laktosa terdiri dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa (Marstyo dan Kartasapoetra, 1995).
Polisakarida mengandung banyak monosakarida yang berhubungan dan beragam panjang rantai  serta bobot molekulnya,. Unit monosakarida dapat berhubungan secara linear, atau rantainya dapat bercabang (Hart, 2003). Molekul polisakarida terdiri dari banyak satuan monosakarida. Jika satuan monosakarida itu gula pentosa C5H10O5, maka polisakarida dikelompokkan sebagai pentosan (C5H8O4)x. Jika satuan dalam monosakaridanya adalah heksosa C6H12O6. Molekul polisakarida dapat dikelompokkan sebagai heksosa (C6H10O5)y (Keenan, 1998).

III.          ALAT DAN BAHAN
Alat :
·      Tabung reaksi
·      Penangas air
·      Gelas ukur
·      Batang pengaduk
·      Labu takar

Bahan :
·      Asam pikrat 1000 ppm
·      Glukosa 2%
·      Sukrosa
·      Laktosa
·      Kanji
·      Pisang
·      Teh botol
·      Daun sawi
·      Daun singkong
·      Daun pepaya
·      Madu
·      Na2CO3 8%
·      Ale-ale (sirup)

IV.          PROSEDUR KERJA
UJI ASAM PIKRAT
1.       Dimasukkan 10 tetes glukosa 2 % ke dalam tabung reaksi.
2.       Ditambahkan larutan asam pikrat jenuh dan natrium karbonat sebanyak 10 tetes.
3.       Dipanaskan beberapa saat larutan tersebut dan di amati perubahan warna yang terjadi. Reaksi akan positif apabila terbentuk warna merah.
4.       Diulangi percobaan ini terhadao larutan bahan lainnya.

V          HASIL PENGAMATAN
             Dari hasil percobaan diperoleh :
No.
Bahan Uji
Perubahan warna
Awal
Akhir
1.
Madu
Coklat
Merah gelap
2.
Sirup ale-ale
Orange
Merah kehitaman
3.
Glukosa
Bening
Merah gelap
4.
Sukrosa
Bening
Orange
5.
Kanji
Keruh
Orange
6.
Laktosa
Bening
Merah gelap
7.
Pisang
Coklat susu
Merah orange
8.
Teh botol
Coklat tua
-
9.
Daun Sawi a
Hijau tua
-
10.
DaunSawi b
Hijau tua
Coklat kehitaman
11.
Daun singkong
Hijau muda
Coklat kehitaman
12.
Daun pepaya
Hijau muda
Coklat tua

Keterangan :
Daun sawi a : tidak tanpa pemanasan dahulu
Daun sawi b : dipanaskan dahulu + asam pikrat
Daun pepaya : dipanaskan dahulu + asam pikrat
Daun singkong : dipanaskan dahulu + asam pikrat, lalu setelah dihentikan pemanasan yang ke 2 kalinya, setelah 5 menit didiamkan berubah warna.
Sukrosa dan kanji : dilakukan pemanasan yang lebih lama sekitar 1 jam

VI        PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan adanya karbohidrat pada bahan uji dengan menggunakan asam pikrat. Uji pikrat ini dilakukan untuk menguji adanya gugus pereduksi. Hasil positif akan memunculkan warna orangeatau kemerahan yang awalnya kuning.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa yang terjadi perubahan adalah semua bahan kecuali daun sawi a yang tanpa pemanasan terlebih dahulu yang dikarenakan pada daun sawi memiliki karbohidrat jenis polisakarida jadi dengan pemanasan dapat mengoksidasi polisakarida tersebut menjadi monosakarida, berbeda dengan daun sawi b yang menggunakan pemanasan terlebih dahulu sehingga dapat berubah warna. Lalu pada teh botol tidak terjadi perubahan yang dikarenakan warna teh botol hampir sama dengan warna yang harusnya berubah.
Pada bahan uji sukrosa dan kanji terjadi perubahan yang cukup lama dibandingkan dengan yang lainnya dikarenakan pada sukrosa dan kanji terdapat disakarida salah satu jenis karbohidrat. Sehingga harus mengoksidasi disakarida terlebih dahulu menjadi monosakarida jadi melakukan pemanasan yang cukup lama dibandingan yang lainnya.
Pada bahan uji lainnya terjadi perubahan warna yang signifikan yaitu menjadi merah sehingga telah terbukti adanya karbohidrat jenis monosakarida yang dapat mereduksi.

VII       KESIMPULAN
             Bahan uji yang mengandung jenis monosakarida yang dapat mereduksi adalah madu, sirup ale-ale, glukosa, daun singkong, daun sawi b, daun pepaya.

VIII      DAFTAR PUSTAKA
             http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/uji-kulaitatif-untuk-identifikasi.html (Diunduh pada tanggal 21 april 2013, pukul 14 :35 wib)
http://www.scribd.com/doc/89324964/PERCOBAAN-4-KARBOHIDRAT (Diunduh pada tanggal 21 april 2013, pukul 14, 37 wib)