PRAKTIKUM ORGANIK II
PERCOBAAN III
Analisa Kualitatif Asam Sianida Dengan Menggunakan Asam Pikrat
Senin, 22 April 2013
I.
Tujuan
Uji Kualitatif asam sianida pada rebung
II.
Dasar Teori
Rebung
merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung
biasanya dibuang kelopaknya , di iris-iris , kemudian diolah dengan cara
dikukus atau direbus. Rebung yang sering dikenal dengan nama bung (bahasa Jawa
) oleh masyarakat pedesaansudaj sejak zaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan
makanan.
Rebung
yang mengandung sianida dapat menimbulkan rasa pahit , rasa pahit itu
menandakan bahwa kadar asam sianida pada rebung cukup tinggi dan apabila rebung
itu dikonsumsi maka akan mengakibatkan keracunan dan dapat berujung pada kematian
. Asam sianida sangat berbahaya bagi manusia apalagi racun ini terdapat pada
salah satu bahan makanan yaitu rebung yang sering dijadikan menjadi aneka
olahan yang sering dikonsumsi oleh manusia contohnya yaitu pada jajanan lumpia
, sayuran dll
Asam
sianida dapat pula disebut dengan nama hidrogen sianida. Hidrogen sianida
merupakan salah satu senyawa dari berbagai contoh senyawa sianida lainnya.
Sianida dihasilkan oleh beberapa bakteri , jamur, ganggang. Contoh dari senyawa
sianida lainnya adalah sodium sianida(NaCN) dan potasium Sianida (KCN). Sianida
juga dapt ditemukan di sejumlah makanan dan secara alami terdapat di berbagai
tumbuhan.
Didalam
tubuh, sianida dapat bergabung dengan senyawa lain membentuk vitamin B12.
Hidrogen sianida merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin dan tak
berbau. Hidrogen sianida dapat digunakan elektroplating , metalurgi, produksi
zat kimia ,pengembangan fotografi ,pembuatan plastik dan beberapa proses
pertambangan. Hidrogen sianida merupakan salah satu pencemar air.
Hidrogen
sianida adalah cairan tak berwarna atau juga dapat berwarna biru pucat pada
suhu kamar. Hidrogen sianida bersifat volatil dan mudah terbakar. Hidrogen
sianida dapat difusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida
sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Sianida juga
banyak digunakan dalam industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium
, kaliun dan kalsium sianida.
Sianida dalam konsentrasi
yang tinggi sangatlah berbahaya. Sebenarnya bila sianida masuk dalam tubuh
dalam jumlah konsentrasi yang kecil maka sianida dapat diubah menjadi tiosianat
dan berikatan dengan vitamin B12, tetapi jika kadarnya tinggi sianida akan
mingikat bagian aktif enzim sitokrom oksidase dan mengakibatkan terhentinya
metabolisme sel secara aerobik.
Getah pada rebung
mengangdung zat glucosida yang mengandung racun HCN (Cynogenetic glucoside) da
yang dinamakan juga Linamrine dengan adanya glucosida ini maka semua jenis
rebung mengandung racun HCN. Kadar HCN pada rebung ada yang tinggi ada pula
yang rendah . Jenis rebung beserta kadarnya adalah sebagai berikut:
·
Yang tidak berbahaya dengan kadar <50 mg
HCN/kg rebung
·
Yang agak berbahaya dengan kadar >50-80 mg
HCN/kg rebung
·
Yang beracun dengan kadar >80-100mg HCN/kg
rebung
·
Yang sangat berbahaya HCN>100mg/kg rebung
Beberapa jenis rebung
yang memiliki rasa pahit merupakan ciri rebung yang mengandung sianida tinggi .
Asam sianida terbentuk secara enzimatisdari dua senyawa prekusor. Nila umbi mengalami
kerusakan kedua senyawa prekusor itu akan mengadakan kontak denga enzim dan
oksigen dari udara merombaknya menjadi glukosa ,aseton dan asam sianida.
Gejala keracunan sianida, antara lain
menyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat
dapat menimbulkan kematian.Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum
dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel,
dikupas lalu direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci
lalu dimasak sempurna baik dibakar atau direbus.
Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan
glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan, sebaiknya pucuk bambu yang akan
dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis lalu direbus
dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 9-10 menit. Gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi
penyempitan saluran nafas, mual, muntah dan sakit kepala.
Tanda awal dari keracunan sianida
adalah :
a.
Hiperapne sementara
b.
Nyeri kepala
c.
Disapnea
d.
Kecemasan
e.
Perubahan perilaku seperti gelisah
f.
Berkeringat banyak
Tanda
akhir adanya keracunan sianida adalah koma , dilatasi pupil , tremor,aritmia,
kejang-kejang gagal nafas sampai henti jantung. Efek dari racun sianida adalah
memnlok pengambilan dan penggunaan oksigen maka akan didapatkan rendahhnya
kadar oksigen dalam jaringan.
III.
Alat dan Bahan
Alat :
Labu erlenmeyer
Kertas saring
Gelas ukur
Batang pengaduk
Labu takar
Bahan :
Asam pikrat
Asam tartat
Na2CO3 8%
IV.
Cara Kerja
Metode
analisis kualitatif asam sianida dalam rebung
1. Dimaserasikan
50gr rebung yang telah diitumbuk dalam 50ml air pada erlenmeyer 250ml dan
tambahkan 10ml larutan asam tartat 5%
2. Disiapkan
kertas saring ukura 1 x 7 cm dicelupkan dalam larutan asam pikrat jenuh,
kemudian dikeringkan diudara. Setelah kering dibasahi dengan larutan Na2CO3 8%
dan digantungkan pada leher erlenmeyer diatas, dan tutup sedemikian rupa
sehingga kertas tak kontak dengan cairan dalam erlenmeyer
3. Dipanaskan
diatas penanggas selama 15 menit pada suhu 50 derajat. Apabila kertas saring
berubah menjadi merah berarti rebung tersebut mengandung asam sianida atau HCN
V.
Hasil Pengamatan
No.
|
Sampel
|
Hasil pengamatan
|
1.
|
Rebung
|
+
|
2.
|
Sawi Hijau
|
-
|
3.
|
Batang sawi hijau
|
-
|
4.
|
Daun kangkung
|
-
|
5.
|
Sawi putih
|
-
|
6.
|
Daun singkong
|
+
|
Ketenrangan :
·
(+) mengandung HCN
·
(-) tidak mengandung HCN
VI.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan HCN pada sampel yang digunakan. Berdasarkan percobaan
sampel yang di uji diantaranya adalah rebung, daun sawi hijau serta batangnya,
daun sawi putih, daun kangkung, dan daun singkong.
Percobaan diawali dengan memaserasikan 50 gram sampel yang telah
dihaluskan ke dalam air pada erlenmayer. Maserasi
sampel ini bertujuan untuk melakukan penyarian zat aktif yang
terdapat pada sampel. Dimana cairan penyari (pelarut) yang
digunakan adalah air. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan
di dalam sel dimana zat glucosida yang mengandung HCN ini akan larut
dalam cairan penyari. Sampel yang dihaluskan terlebih dahulu bertujuan
mempercepat proses penyarian zat aktif selama maserasi dilakukan. Reaksi yang
terjadi yaitu :
Pada saat proses maserasi,
ditambahkan pula asam tartarat 5% ke dalam erlenmayer tersebut. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan uap HCN. Uap HCN yangdihasilkan disebabkan oleh
hidrogen dari asam tartarat (H2.C4H4O6) beraksi dengan ion CN- yang terlarut dalama
air sehingga dihasilkanlah uap HCN. Reaksi yang berlangsungadalah :
Selanjutnya, kertas saring yang
telah berukuran 1 x 7 cm dicelupkan kedalamasam pikrat jenuh yang kemudian
setelah kering dibasahi dengan Na2CO38%. Kertassaring yang tercelup asam pikrat
menyebabkan kertas saring menjadi kuning.Percobaan dilanjutkan dengan
menggantungkan kertas saring pada leher erlenmayer sehingga kertas tidak
terjadi kontak dengan cairan didalam erlenmayer.Kertas saring yang dicelupkan
kedalam asam pikrat ini bertujuan supaya uap HCN terperangkap didalam asam
tersebut sehingga uap HCN yang dihasilkan dapat mengubahkertas saring yang
semula berwarna kuning menjadi merah.
Dari hasil percobaan telah diperoleh
bahwa daun singkong dan rebung mengandung HCN yang ditandai perubahan warna
dari kuning menjadi warna orange pada kertas saring yang di gantung pada leher
labu erlenmeyer. Sedangkan pada sampel uji yang lainnya tidak terjadi perubahan
sama sekali.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada rebung yang digunakan mengeluarkan getah putih yang mengandung zat glucosida, dimana zat glucosida ini mengandung racun HCN (Cyanogenetic glucoside). Sedangkan pada daun singkong juga mengandung glikosia cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN yang bersifat toksik. zat glikosida ini diberi nama Linamarin
VII.
Kesimpulan
Ø Daun
singkong dan rebung mengandung sianida
Ø Zat
yang mengandung sianida adalah Cyanogenetic
VIII.
Daftar pustaka
Rahmah, Yuanita. 2010. Pembahasan Kadar HCN
Riyadhi, Adi. 2013. Standar
Operating Prosedur Pratikum Kimia Organik II. Jakarta :Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarifhidaytullah.Svehla. 1985.
Buku
Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Bagian
II.Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
http://www.scribd.com/doc/131384395/Pembahasan-Kadar-HCN-Yuanita-057. Diunduh
pada tanggal 26 april 2013 jam 21.47 WIB.
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html.
Diunduh pada tanggal 28 april 2013 jam 19:09 wib.
IX.
LAMPIRAN
Terima kasih buat informasinya, kalo ada uji kwanti minta lagi dong
BalasHapus